Presiden Joko Widodo (Jokowi) memaparkan
kesadaran masyarakat untuk membayar pajak harus ditingkatkan dengan
upaya persuasif, sehingga jumlah pembayar pajak dapat terus meningkat.
"Tahun ini pembinaan wajib pajak, tahun pembinaan itu apa? Wajib pajak
diberitahu agar ada kepatuhan agar ada kesadaran jangan sampai justru
dikejar-kejar, takut semua," kata Presiden seperti dikutip Antara,
saat pencanangan Tahun Pembinaan Pajak dan Program Sistem
Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) di Istana Negara Jakarta, Rabu
(29/4/2015).
Presiden juga menyoroti data dari Kementerian Keuangan yang menunjukkan bahwa tax ratio masih minim.
"Dari penduduk kita 250 juta seharusnya ada 44 juta yang memiliki NPWP,
tapi kenyataannya 26 juta dan dari 26 juta memasukkan SPT 10 juta. Dari
10 juta pun dari pribadi yang bayar hanya 900.000. Tax ratio kita hanya 11 persen kecil sekali," ucap Presiden.
Oleh karena itu Jokowi mengatakan, perlunya edukasi bagi masyarakat
agar menyadari pentingnya membayar pajak. Karena pajak tersebut pada
akhirnya digunakan untuk kepentingan masyarakat juga.
"Pembinaan
adalah memberikan kesadaran sehingga mereka patuh. Cara bicara cara
bertindak betul-betul harus hati-hati, artinya apa? (jangan sampai)
Masyarakat dan dunia usaha takut membelanjakan uang, menginvestasikan
uang karena merasa dikejar-kejar. Ini tahun pembinaan mohon
digarisbawahi," katanya.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi
dan Layanan Reformasi Kementerian Keuangan N E Fatimah mengatakan, SPAN
merupakan sistem komputerisasi yang mengintegrasikan beberapa sistem
yang sebelumnya terpisah yaitu sistem penganggaran, sistem pelaksanaan
anggaran, dan sistem akuntansi dan pelaporan atas pelaksanaan anggaran.
"Sistem
ini digunakan untuk penyempurnaan pengelolaan keuangan negara.
Penerapan SPAN akan bermanfaat untuk memberikan informasi yang lebih
transparan mengenai pergerakan belanja pemerintah, pencapaian program
dan kegiatan, serta tentunya meningkatkan kualitas pengambilan keputusan
dan kebijakan terkait pengelolaan APBN baik secara nasional maupun di
masing-masing Kementerian Negara/Lembaga," sebut dia dalam siaran pers
yang diterima Kompas.com.
Tujuan utama SPAN, sebutnya,
adalah untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, akuntabilitas dan
transparansi dalam pengelolaan anggaran dan perbendaharaan negara.
"Menteri
dan Ketua Lembaga dapat memantau pelaksanaan anggaran di masing-masing
Kementerian Negara/Lembaga melalui Online Monitoring SPAN berbasis web
dan mobile device secara real time. Di sisi lain,
pengguna anggaran dapat memonitor perkembangan pelaksanaan anggaran
sampai dengan level satuan kerja, sehingga dapat menjadi dasar bagi
pengambilan keputusan mengenai penyediaan dan pemanfaatan sumber daya
yang lebih tepat, pencapaian output suatu kegiatan, dan pencapaian hasil (outcome) suatu program," papar dia.